Lama gak nulis tentang habib, kangen juga. Stok tulisan ada dua lagi yang belum di edit yaitu tentang habib di Jordan dan India. Buat kalian para pembaca yang punya kenalan temen atau keluarga di luar negeri yang bisa meladeni kerandoman gue nanya-nanya, boleh direkomendasikan loh wkwkwkw. Biar pembahasan dan cakupan perbandingannya jadi banyak.
Oke, supaya kalian bisa nangkep dengan mudah, gue akan menyajikan tulisan ini dalam sebuah percakapan yang renyah antara gue dan narasumber. Narasumber gue kebetulan anak kyai gue yang saat itu tinggal di Jordan. Oh iya, by the way diskusi ini berlangsung tahun lalu. Tepatnya Juli 2020.
Gue : Mbak, di Yordan sendiri sebutan untuk keturunan Nabi Muhammad Saw itu apa? Apa habib juga? Kemudian bgaimana bentuk penghormatan orang-orang Jordan terhadap habib? Apa sama seperti di Indo?
Mbak : Rata-rata di Timur Tengah kecuali Yaman orang-orang menyebut dan memanggilnya hanya Syeikh saja. Hal ini disebabkan karena beliau-beliau tidak mau dipanggil habib. Mungkin merasa belum pantas mendapat panggilan itu (bagi saya itu bentuk tawadhu’ beliau-beliau). Seperti halnya Habib Quraish Shihab. Beliau ndak mau dipanggil habib. Penghormatan terhadap habib tetap ada. Seperti halnya hormat terhadap guru. Tetapi disini, penghormatan terhadap habib tidak sefanatik di Indonesia atau Yaman.
Gue : Budaya cium tangan juga mungkin ndak terlalu dijunjung di Timur Tengah si ya mbak?
Mbak : Kalo budaya cium tangan biasanya hanya digunakan di talaqqi-talaqqi saja (atau kaya pesantren salaf). Untuk di perkuliahan dan pada umumnya sendiri bukan budaya cium tangan. Biasa aja.
Gue : Kalau untuk kosep nasabnya sendiri, apakah di Jordan seseorang disebut keturunan Nabi Muhammad Saw ketika memiliki ayah dan ibu yang sama-sama keturunan Nabi Saw? Apa nasab habib disana itu sama seperti kebanyakan? Menggunakan sistem patriarki? Dari ayah?
Mbak : Kalo memang patriarki, berarti Hasan dan Husein bukan habib dong? Karena Hasan Husein dari keturunan sayyidah Fathimah yang seorang perempuan. Kalo patriarki, harusnya melihatnya kan dari sayyidina Ali, tapi Ali bukan putra Nabi Saw. Maka Sama saja, dari laki-laki atau perempuan kalo ada keturunan rasul bisa dipanggil habib/syarifah
Gue : Betul mbak. Kalau diruntut ke sayyidah Fathimah ya bukan patriarkhi lagi. Makasih mbak pencerahannya hehe saya baru ngeh. Kalau untuk marga, di Jordan sendiri marga habib banyak ndak? Apa saja?
Mbak : Nggak sebanyak di Yaman atau Mesir sih. Tapi Raja Abdullah 2 di sini masih keturunan Rasulullah. Panggilannya juga bukan Habib, Malik aja.
Gue : Kalau organisasi yang menaungi keturunan Rasulullah di Jordan itu ada mbak? Jadi kaya kalo di Indonesia kan ada tuh organisasinya. Tugasnya nyatet nasab, silaturahim dll.
Mbak : Wah klo masalah nyatet-nyatet kurang tau, soalnya di sini jarang yang bener-bener mengagungkan habib. Kalau yang membuka pengajian/talaqqi banyak yang mengagungkan. Kalo orang-orang kerajaan itu pasti diagungkan. Disamping karena raja, disini itu udah masyhur banget kalau beliau-beliau malik-malik tersebut adalah keturunan Bani Hasyim.
Untuk nasab Rasulullah Saw yang dari sayyidah Fatimah smua sepakat. Yamg berbeda itu keturunan setelahnya. Seperti ketika ada syarifah menikah dengan "ahwal" maka terputus nasabnya. Di Mesir tetap tercatat di buku nasab namanya jalur "Buthuun". Bahkan keturunan sayyidah Zainab (adik sayidina Hasan & Husein) pun masih tercatat sbagai nasab asyrof (habaib). Di Mesir, adiknya sayyidina Husein, sayyidah Zaenab, turunannya pun masih “asyraf” dan resmi ahlul bait sampai sekarang. Dikenal sebagai “zainabiyyat”.
Gue : Keturunan setelahnya itu maksudnya keturunan setelah sayyidina Hasan, Husein dan sayyidah Zainab mbak? Adanya perbedaan pendapat mengenai keturunan setelahnya itu karena apa?
Mbak : Adiknya Hasan Husein namanya Zainab. Beberapa orang tidak mengakui habib dari jalurnya, padahal sama saja, baik laki-laki (maksudnya keturunan Hasan Husein) atau perempuan (ketirinan Zainab) sama0sama keturunan Nabi Saw. Rata-rata orang mengakui keturunan Nabi Saw hanya yang dari jalur keturunan Hasan Husein.
Gue : Apa mungkin karena beberapa orang yang tidak mengakui habib dari jalur sayyidah Zainab itu karena mereka lebih melihat sayyidina Hasan dan Husen lebih mulia karena lebih terlihat sepak terjangnya?
Mbak : Bisa jadi seperti itu. Budaya patriarki masih melekat di Arab. Meskipun Hasan Husein sendiri dari jalur Sayyidah Fatimah.
Gue : Nggih mbak. Terimakasih banyak banyak atas sharing ilmunya hehehe. Barangkali nanti ada yg mau saya tanyakan lagi, saya boleh kontak mbak kan?
Mbak : Silahkan, kalau ada apa-apa tanya aja. Kalau saya bisa jawab, insya Allah dijawab. Kalo belum bisa mungkin ilmu saya belum banyak.
Gue : Nggih mbak. Matur nuwun sanget. Apalagi saya, ilmu dan pengetahuan saya masih sangat sedikit.

0 Komentar