Ep 4 : pemerintah itu apa, neng?

Siang tadi, gue ke kota buat belanja. Meskipun lagi ppkm, beberapa angkot tetep jalan karena emang tuntutan profesi dan ekonomi. Sepanjang jalan gue rada diem karena emang gaada temen ngobrol. Biasanya, ada ibu-ibu yang heboh atau bapak-bapak yang serba ingin tau. Tapi sekarang gaada. Angkot sepi. Supir yang biasanya jadi psikiater dadakan mendadak bisu.

Sampai di belokan menuju kota, ada teteh-teteh yang berhentikan angkot. Pak supir ngiranya penumpang. Eh gataunya malah dikasih keresek. Semenit kemudian, pak supir memulai percakapan

“Dari pagi ada aja yang ngasih neng. Tadi pagi ini saya dapet beras (sambil menunjuk satu karung beras kecil di sampingnya), terus tadi makanan ini goreng-gorenganan, sekarang ini jajanan.”

“Alhamdulillah ya pak”, kata gue menimpali.

Beberapa ratus meter kedepan, ada ibu-ibu yang memberhentikan angkot kami. Ternyata, ibu itu seorang pedagang di kampungnya. Belanjaannya banyak, terdiri dari plastic, sterofoam, dan lainnya.

Sambil menjalankan angkotnya pelan, pak supir menyapa teman sesama supir di mobil depan.

"Dari pagi banyak yang ngasih, tapi gak ngasih duit", katanya sambil tertawa. Gue yakin dia cuma becanda, meskipun gue rasa ada harapan bahwa ucapan itu benar-benar terjadi.

Bapak supir kemudian dengan antusiasnya menceritakan hal yang barusan terjadi ke ibu penumpang itu. Lalu kemudian mengharap

"Besok semoga ada yang ngasih uang, celana, baju, ya?". Gue nanggepin sambil senyum dan bilang amiin.

Ibu penumpang lalu memulai percakapan.

“Minyak sekarang mahal”, ucapnya.

“Berapa bu sekarang minyak?”, tanya gue menanggapi perkataan ibu itu.

“Ya pokoknya lumayan, jadi saya ga dapet untung dari jualan. Padahal dulu ada”, jawabnya memelas. Gue langsung inget gue harus belanja minyak goreng juga nanti.

“Ya itulah bu. Corona ya corona, nyari duit ya nyari duit. Pemerintah emang gitu”, sambung pak supir.

“Neng, pemerintah itu apa sok? Emang kerjaannya nyuruh kan?”, tanya pak supir yang gue rasa ditunjukan ke gue. Gue senyum meskipun pak supir pasti gak liat senyum gue karena ketutup masker.

Sebelum gue jawab, angkot udah nyampe tujuan gue dan sebelum turun pak supir bilang

“Neng itu ambilin sampah disana,” ujar pak supir sambil nunjuk.

“Itu sama aja sama pemerintah gak?”, tanyanya kemudian.

“Itu merintah pak”, jawab gue santai sambil turun dari angkot.

Percakapan selesai dan gue ngucapin terimakasih. Pak supir menjawab dengan senyum.

Pemerintah dan perintah. Sepanjang perjalanan menuju toko belanja, gue berusaha mencerna dua kata itu. Dalam konsepnya kerjaan pemerintah emang merintah.

0 Komentar