BAB I
PEMBAHASAN
A.
Latar Belakang
Tahun
1517 Mesir ditaklukan oleh Sultan Salim I dan menjadi bagian dari Kesultanan
Usmani. Tetapi saat kekuasaan sultan-sultan Usmani mulai melemah, Mesir
melepaskan diri dari kekuasaan Istambul dan menjadi daerah otonom. Sultan
Usmani tetap mengirim Pasya Turki ke Cairo sebagai wakil untuk memerintah.
Namun kekuasaan sesungguhnya terletak di tangan kaum Mamluk. Maka kedudukan
Pasya tidak lebih dari sebagai Duta Besar.
Kedatangan
Napoleon ke Mesir tahun 1798 merupakan gerbang perubahan bagi Mesir. Dimana tahun
1801 saat tentara Perancis keluar dari Mesir, Muhammad Ali turut memaikan
peranan penting dalam kekosongan kekuasaan tersebut. Muhammad Ali, yang awalnya
seorang tentara Usmani kemudian mengangkat diri sebagai Pasya dan melakukan pembaruan yang luar biasa di
dibawah pemerintahannya yang otoriter.
B.
Rumusan Masalah
1. Bagaimana
sekilas pendudukan Napoleon Bonaparte di Mesir?
2. Bagaimana
biografi Muhammad Ali?
3. Apa
saja pembaruan yang dilakukan Muhammad Ali di Mesir?
4. Bagaimana
akhir kekuasaan Muhammad Ali di Mesir?
BAB II
PEMBAHASAN
A.
Sekilas pendudukan
Napoleon di Mesir
Setelah
revolusi 1789, Perancis mulai menjadi negara besar yang mendapat saingan dan
tantangan dari Inggris yang waktu itu telah membuat koloni di India. Untuk
memutuskan komunikasi antara Inggris dan India, Napoleon Bonaparte melihat
Mesir perlu diletakan di bawah kekuasaan Perancis.[1]
Pada
Juli 1798 Napoleon mendarat di Alexandria dan keesokan harinya kota pelabuhan
ini jatuh. Sembilan hari kemudian, Rasyid, suatu kota yang terletak di sebelah
timur Alexandria jatuh pula. Tanggal 21 Juli 1798 Napoleon sampai di Piramid
dekat Kairo. Kaum Mamluk yang tidak sanggup melawan pasukan Napoleon dengan
senjata-senjata meriamnya di tempat tersebut kemudian lari ke Kairo. Tapi
sayangnya di Kairo kaum Mamluk tidak mendapat simpati dari rakyat Mesir dan
akhirnya pergi ke Mesir sebelah Selatan. 22 Juli Napoleon telah dapat menguasai
Mesir.[2]
Agustus
1799 karena tidak berhasil menguasai daerah-daerah di Timur ditambah dengan
perkembangan politik di Perancis yang menghendakinya hadir di Paris, Napoleon
meninggalkan Mesir kembali ke tanah airnya. Ekspedisi yang dibawanya diserahkan
kepada Jendral Kleber. Kemudian pada tahun 1801 karena kekalahan dalam
pertempuran dengan Inggris, pasukan yang dibawa Napoleon tersebut meninggalkan
Mesir pada 30 Agustus 1801.[3]
B.
Biografi Muhammad Ali
Muhammad
Ali lahir di Kuwalla, Yunani tahun 1765 M dan meninggal di Mesir tahun 1849 M.
Orang tuanya bekerja sebagai penjual rokok. Dari kecil Muhammad Ali sudah harus
bekerja. Muhammad Ali tidak memperoleh kesempatan untuk masuk sekolah akibatnya
dia tidak pandai membaca dan menulis. Setelah dewasa Muhammad Ali bekerja
sebagai pemungut pajak. Karena kecakapannya, ia menjadi kesayangan Gubernur
Usmani setempat bahkan dijadikan menantu. Sejak itu karirnya langsung naik. Selanjutnya
Ali masuk dinas militer dan dalam waktu singkat pangkatnya juga naik menjadi
perwira. Ali ditugaskan ke Mesir untuk mengusir Prancis. Ketika pergi ke Mesir
kedudukannya sebagai wakil perwira yang mengepalai pasukan. Dalam pertempuran
luar biasa ini Ali menunjukan keberanian yang luar biasa dan segera diangkat
menjadi kolonel.[4]
Ketika
pasukan Napoleon meninggalkan Mesir tahun 1801, Muhammad Ali memainkan peranan
penting dalam kekuasaan politik akibat kepergian tentara tersebut.[5] Muhammad
Ali merupakan orang pertama yang meletakan landasan kebangkitan modern di Mesir.
Menurutnya, Mesir harus berada di bawah satu kekuasaan, tidak dibagi-bagi
kepada para sultan seperti pada masa-masa sebelumnya.[6] Setelah
memukul mundur saingannya yaitu Mamluk dan pasukan Turki yang dikirim Sultan, Porte
Agung di Mesir mengangkatnya sebagai Pasya Mesir pada 1805 yang secara nominal
berada dibawah kekuasaan Porte. Muhammad Ali kemudian membuat dinasti yang
sampai 1925 masih berkuasa. Muhammad Ali menjadi pemilik tunggal Mesir. Dia
mengambil semua kekuasaan daerah ke dalam genggamannya dan mempercayakannya
kepada pejabat yang dekat dengannya. Dia menjadikan dirinya sebagai
satu-satunya penguasa.[7]
C.
Pembaruan Muhammad Ali
di Mesir
Untuk
membenahi Mesir menguatkan kekuasaannya, Muhammad Ali melakukan pembaruan
diantaranya:
1. Bidang
Militer
Setelah
berkuasa penuh atas Mesir, Muhammad Ali selanjutnya melakukan pembaruan dalam
bidang militer. Ali yakin kekuasaannya hanya dapat dipertahankan dan diperbesar
dengan kekuatan militer. Ali mengirim banyak siswa ke Eropa untuk belajar
tentang ilmu kemiliteran.[8]
Ali juga membuka Sekolah Militer untuk pertama kalinya di Mesir pada tahun
1815.[9]
Selain
itu, Ali juga mendapat bantuan dari orang Perancis dalam membarui militer.
Seorang Kolonel Perancis, Seve, yang memeluk Islam dan mengganti namanya
menjadi Sulayman Pasya mereorganisasi dan memodernisasi angkatan bersenjata
Mesir. Orang Prancis lainnya, seorang ahli mesin mengembangkan angkatan laut
Mesir.[10]
Beberapa
ekspedisi militer Muhammad Ali yaitu tahun 1811 ke Saudi Arabia untuk menyerang
kelompok Wahabi dengan 10.000 pasukan yang dipimpin anaknya Thusun yang berumur
16 tahun. Tahun 1820 di Sudan Timur yang telah mengibarkan bendera kemenangan.
Dan tahun 1831 menyerang Suriah yang dipimpin oleh Ibrahim (anak Muhammad Ali)
dan berhasil menduduki Suriah selama 10 tahun.[11]
2. Bidang
Ekonomi
Muhammad
Ali melakukan pembaruan di bidang ekonomi karena sadar bahwa dibelakang
kekuatan militer yang dibangunnya mesti ada kekuatan ekonomi yang sanggup
membelanjai keperluan militer. Kebijakan Muhammad Ali dalam bidang militer
yaitu merampas harta kaum Mamluk yang telah dimusnahkannya, menguasai harta
orang-orang kaya di Mesir, melakukan perbaikan dalam bidang pengangkutan,
pertanian (dengan memperbaiki irigasi lama dan membuat irigasi baru untuk
mempertinggi hasil pertanian) dan mengadakan industri modern Mesir namun
sayangnya industri ini gagal karena kekurangan tenaga ahli dan tidak ada pasar.[12]
Ali juga menggali terusan dan memperkenalkan cara pengolahan kapas dari India
dan Sudan.[13]
3. Bidang
Pendidikan
Meskipun
Ali adalah seorang buta huruf tapi dia mengerti akan pentingnya pendidikan dan
ilmu pengetahuan untuk kemajuan sesuatu negara. Ia terpengaruh cerita para
pembesar di sekitarnya mengenai hal baru yang dibawa Napoleon. Muhammad Ali
mengirim banyak siswa ke Eropa untuk mempelajari militer arsitektur, kedokteran
dan obat-obatan. Dari tahun 1813 sampai 1849 tercatat 311mahasiswa yang dikirim
ke Italia, Perancis, Inggris dan Austria atas biaya pemerintah. Ali kemudian
mendirikan Kementrian Pendidikan dan banyak sekolah. Seperti disebutkan diatas
tahun 1815 Ali membuka Sekolah Militer untuk pertama kalinya, tahun 1816
Sekolah Tenik, tahun 1827 Sekolah Kedokteran, tahun 1829 Sekolah Obat-obatan
(apoteker), tahun 1834 Sekolah Pertambangan, tahun 1836 Sekolah Pertambangan dan
Sekolah Penerjemahan.[14]
Guru-guru
untuk sekolah didatangkan dari Barat (sebagian besar dari Perancis) dan juga
siswa yang sudah kembali dari belajar di Eropa. Murid-murid didapatkan
dengan dibujuk dengan pemberian gaji
yang menarik dan diberi program pelajaran yang intensif. Jauh berlainan dengan
dengan program sekolah tradisional (madrasah). Buku-buku yang dipakai adalah
buku sekolah-sekolah Eropa yang diterjemahkan ke dalam bahasa Arab oleh para
penerjemah yang bekerja di Dewan Muhammad Ali, para pegawai departemen dan para
siswa yang sedang belajar di Eropa.[15]
Sejak saat itu bahasa Perancis mendapat kedudukan khusus dalam kurikulum.[16]
D.
Akhir Kekuasaan
Muhammad Ali
Setelah
menduduki Suriah selama sepuluh tahun dan hampir sepenuhnya berhasil memberikan coup
de grace untuk seluruh kerajaan Utsmani, atas desakan kekuatan Eropa
Muhammad Ali harus menarik kembali pasukannya ke Mesir. Kekuatan itu ditarik
untuk menjaga keutuhan kerajaan dan kepentingan diri mereka sendiri. Mereka
menganggap munculnya negara baru dan bersemangat akan menjadi ancaman serius
bagi pengaruh mereka di Timur. Sebuah keputusan diberikan pada 13 Februari 1841
yang menetapkan bahwa kekuasaan Pasya Mesir diwariskan kepada keturunan
Muhammad Ali.[17]
BAB
III
PENUTUP
A.
Kesimpulan
Juli
1798 Napoleon mendarat di Alexandria dengan tujuan untuk memutuskan komunikasi
antara Inggris dan India dan kemudian meninggalkan Mesir tahun 1801 karena tidak
berhasil menguasai daerah-daerah di Timur ditambah dengan perkembangan politik
di Perancis. Muhammad Ali seorang tentara Utsmani memainkan peranan penting
dalam kekuasaan politik akibat kepergian tentara tersebut.
Muhammad
Ali mejadi Pasya Mesir setelah memukul mundur saingannya yaitu Mamluk dan
pasukan Turki yang dikirim Sultan, pada 1805. Dia melakukan pembaruan dalam
bidang militer, ekonomi dan pendidikan yang semata-mata untuk menyokong
pemerintahannya. Dia menjadikan dirinya sebagai satu-satunya penguasa. 13
Februari 1841 atas ketetapkan yang menetapkan bahwa kekuasaan Pasya Mesir
diwariskan kepada keturunan maka kekuasaan Muhammad Ali di Mesir berakhir.
DAFTAR
PUSTAKA
Hitti, Philip K. History of the Arabs. Jakarta: Serambi
Ilmu Semesta, 2006
Nasution, Harun. Pembaharuan Dalam Islam: Sejarah Pemikiran dan Gerakan. Jakarta:
Bulan Bintang, 1992
Amin, Husayn Ahmad. Seratus Tokoh Dalam Sejarah Islam. Kairo: Maktabah Madbouli, 1995
[1] Harun Nasution, Pembaharuan
dalam Islam; Sejarah Pemikiran dan Gerakan (Jakarta: 1992) hlm 28
[2] Ibid., hal 29
[3] Ibid., hlm 30
[4] Ibid., hlm 34
[5] Ibid.,
[6] Husayn Ahmad Amin, Seratus Tokoh
Dalam Sejarah Islam (Kairo: 1995)
hlm 277
[7] Philip K. Hitti, History Of The
Arabs (Jakarta: 2006) hlm 925
[8] Harun Nasution, hlm 36
[9] Ibid.,
[10] Philip K. Hitti, hlm 927
[11] Ibid.,
[12] Harun Nasution, Pembaharuan
dalam Islam; Sejarah Pemikiran dan Gerakan (Jakarta: 1992) hlm 36
[13] Philiph K. Hitti, hlm 925
[14] Harun Nasution, hlm 36-38
[15] Harun Nasution, hlm 38-39
[16] Philip K. Hitti, hlm 926
[17] Ibid., 928

0 Komentar