KONSEP HABIB DI YAMAN


Lama ga ngobrol. Sorry banyak kerjaan. Kali ini gue ga pake bahasa ilmiyah atau apa. Lagi males mikir. Gue share aja percakapan antara gue dan temen gue. Kali ini narasumberjya temen gue yang lagi sekolah di Yaman. Semoga tulisan ini bisa ngasih input oengetahuan ke kalian ya.
___________

Saya : Mau nanya tentang konsep habaib di Yaman. Ada tidak konsep golongan habib (keturunan nabi) di masyarakat Yaman?

Narsum : Jelas ada. Semua habib/istilah habib itu datangnya dari Yaman. Semua istilah marga assegaf, alhabsyi, alattos dll itu kembalinya ke sayyidina Ahmad bin Isa Ilallah (keturunan Nabi), yang datang dari Irak untuk menghindari fitnah. Untuk menjaga duriyyahnya (keturunan) dan sebagainya kemudian beliau menuju Wadi dho'an(suatu desa yg digempit bukit" batu-wadi-) tepatnya di Hajrain. Disana beliau membangun sekolahan, majlis dll. Setelah itu, kemudian beliau berpindah ke Husaisah, Hadromaut atau tepatnya ditempat yang sedang saya tekuni untujk belajar menimba ilmu. Ya kemudian beliau melahirkan nama-nama istilah habib seperti halnya yang disebutkan tadi. Tujuannya untuk menjaga silsilah dzurriyyahnya.

Saya : Tapi untuk istilah sendiri, di Yaman pake sebutan habib untuk keturunan nabi?

Narsum : Habib atau sayyid, mereka mengistilahkannya begitu.

Saya : Seseorang yg dianggap habib atau sayyid itu hanya cowo? Kalo di indo, yang dianggap habib itu laki-laki yg punya ayah habib dan ibu keturunan habib. Atau laki laki yg punya ayah habib dan ibu bukan habib. Jadi nasab nya harus ikut ke bapak. Kalo di yaman?

Narsum : Sama semuanya. Ya kalo cewenya Syarifah atau hubabah. Kalo cewenya syarifah terus bapaknya orang biasa, maka nasabnya terputus.

Saya : Terus misal ketemu sayyid di jalan nih, manggil atau nyapanya dengan sebutan apa apa? Sayyid? Habib?

Narsum : Bisa dua-duanya. Tapi kan kalo di Indo biasanha manggilnya habib. Untuk panggilan putranya dalam istilah jawa, yikk/yekk/ayip.

Saya : Tapi kalo udah besar dipanggil habib?

Narsum : Iya, Kaya gus aja gitu.

Saya : Di Yaman ada organisasinya? Kaya semacam Jamiah Al Khair kalo di Indo.

Narsum : Organisasi buat rombongan habib?

Saya : Iya. Organisasi yang menjadi tempat silaturahmi dan nyatet nasab. Jadi kalo ada yanv ngaku-ngaku habib keliatan.

Narsum : Kalo organisasi paati banyak, tapi kalau istilah untuk golongan habib itu namanya jama'ah atau alawiyyin. Mungkin ada organisasinya, tapi gatau namanya apa.

Saya : Oke-oke. Terus kalo di Yaman iyu habib jadi golongan ekslusif gak? Kaya di ilIndo kan golongan habib ekslusif bgt. Jatuhnya jadi golongan sosial baru. Kalo di Indo kan habib jadi kaya strata sosial sendiri.

Narsum : orang Indo kebanyakan fanatik jadi seakan-akan menuhankan. Di Yaman kadang habaib itu kaya orang biasa. Kecuali yang alim pasti dihormati.
Oleh karena itu banyak orang arab yang berimigrasi ke Indo. Karena orang-orangnya fanatikan.

Saya : Orang Indo fanatikan? Kenapa bisa biasa aja?

Narsum : Engga juga sih. Maksudnya mah gampang mengagungkan oranf arab gitu. Apa ya istilah nya ga paham.
Wallahu a'lam.
Sampe ke Malaysia penghormatan terhadap habib tuh biasa aja. Kecuali kalo dia alim. Cuma di Indo yang di besar-besarkan.

Saya : Bisa dijelaskan secara sejarah dan budaya e bli? Atau politik?

Narsum : Aku ga paham secara luas, enaknya ke habib nya langsung.

Saya : Orang Yaman termasuk orang arab bukan? Suku arab?

Narsum : Iya. Ya kalo dulu kan sebelum terpecah mnjadi negara jumhuriyyah (republik) atau mamlakah (kerjaan) ada namanya Syam, ada Hijaz dll. Semua diatur oleh khalifah.

Saya : Oke berarti karakter orangnya mirip-mirip dengan orang arab pada umumnya dong?

Narsum : Iya jelaslah.

Saya : Pas kemarin ngobrol tentang habib di Syiria, katanya orang Arab kebanyakan (awam/umumnya) memang punya tabi'at yang kurang bertata krama. Kecuali orang-orang Arab yang dididik oleh norma-norma agama.
Kalau secara adat orang Arab emang gak terlalu menghargai orang yang lebih tua. Apalagi orang awamnya. Mana ada yg kenal habib. Ini bisa jadi salah satu alasan kenapa penghormatan kepada habib disana tidak se ekslusif di indo.
Mungkin salah satu alasan kenapa habib di yaman penghormatannya biasa aja alias tidak seekslusif di Indo ya ini juga.

Narsum : Iya benar begini. Alasan tepat.

Saya : Oke. Bentuk penghormatan masyarakat Yaman terhadap habib itu seperti apa? Salaman? Cium tangan? Atau sendalnya di walik kalo habib lg solat? Atau gimana?

Narsum : Kalo ke habib-habib besar seperti habib Umar, ya seperti itu. Tapi kalo habib yang 'biasa' ya biasa. Kembali lagi ke orang Yamannya juga. Soalnya perbedaan adat orang arab sama Indo itu jauh. Masih mending Indo (dalam hal tata krama). Tapi ya masing-masing punya kelebihan dan kekurangan sih. Cuma bagusan Indo wkwk.

Saya : Mayoritas agama di Yaman apa?

Narsum: Islam semua kayanya. Kecuali kaya Lebanon itu ada Kristennya. Mesir.

Saya : kegiatan habib di Yaman apa saja biasanya? Pengajian? Punya pondok? Atau gimana?

Narsum : Ya ada yang punya pondok. Ada yang punya majelis. Ada yang jadi dosen, dll.

Saya: kalo ketemu ayip-ayip yang masih kecil itu di salamin seperti ayahnya juga?

Narsum : Ya kalo seumuran mah ya engga.
Masalah mushofahah (salaman) itu ya kembali ke orang yang mau salaman. Kadang punya gaya masing-masing.

Saya : Bagaimana tradisi salaman di Yaman sendiri?

Narsum : Biasa. Sampe sama guru pun salamnya kaya sama temen. Intinenya kalo bahas tata krama, uauh lebih indah Indonesia dari pada orang arab.

Saya : Gak cium tangan berarti?

Narsum : Engga. Kaya ke temen aja. Tapi sbagian ya kadang cium tangan.

Saya : Sama habib cium tangan?

Narsum : Cuman dikit

Saya : Oke noted.

0 Komentar