Kenapa Minim Diskursus Tentang Ulama Timur Tengah di Kampus Indonesia?

Q&A zoom meeting
Penanya : Rizki (Mesir)
Narasumber : Kang Ahsin Mahrus (Syiria) dan Pak Siroj (Indonesia)


Orang pesantren mungkin tidak asing mendengar nama-nama ulama Timur Tengah. Namun, di unibersitas-universitas seperti di jurusan sosiologi misalnya dan lain-lain, itu tidak ada diskursus tentang ulama Timur Tengah. Kebanyakan sumber yang digunakan adalah dari Barat. Kenapa? Dan bagaimana cara menanggapinya?

Sebelum bahas jawabannya, saya mau komentar dikit. Ini merupakan pertanyaan yang menarik bagi saya. Kenapa? Karena saya termasuk mahasiswa di universitas non Timur Tengah wkwk. Saya sering diskusi sama temen-temen di kampus, kenapa sumber yang dipake belajar cuma dari Barat? Dan jawaban yang saya dapet ga jauh beda sama jawaban di bawah ini.


A
Kang Ahsin Mahrus

Ciri penulisan ulama Timur Tengah itu runtut. Seseorang tidak mungkin faham kalo tidak memiliki dasarnya. 

Contoh : Bagaimana kita bisa mengerti Maqosid Syari'ah kalau ga nherti Ushul Fiqh? 
Orang yang ga ngerti dasarnya, gimana mau baca kitab-kitab ulama Timur Tengah?

Selain itu, kemungkinan mereka membaca karya-karya dari barat juga karena westernisasi. Dimana hal yang berasal dari Barat itu keren.

Bisa jadi juga karena tulisan-tulisan dari Barat lebih mudah difahami.

Atau yang paling dominan, karena bahasa kitab Timur Tengah sulit difahami. Saat baca kitab kita harus sesia kamus kontemporer dan klasik. Saat baca kitab dari negara lain di Timur Tengah harus siapin kamus yang berbeda lagi. Karena tiap negara di Timur Tengah ounya gaya bahasa yang berbeda seperti Mesir, Syiria, Tunisia, Yaman, Baghdad dan lainnya.


A
Pak Siroj 

Kenapa referensi untuk materi tertentu di universitas di Indonesia sangat minim dari Timur Tengah?

Karena alumni-alumni Timur Tengah kurang bisa mewarnai kampus-kampus umum. Mereka fokus di pendidikan agama saja, di lingkungan pesantren. Harusnya jangan ada sekat atau batasan yang mengklaim atau menjudge bahwa peran alumni Tinur Tengah hanya ada di lingkungan keagamaan saja.

0 Komentar