Hari Pendidikan (read: Sekolah) Nasional


2 Mei diperingati sebagai Hari Pendidikan Nasional dengan pengarsutamaan upacara bendera. Murid sekolah dari tingkat SD hingga SMA juga guru-guru berbaris di lapangan dengan pakaian seragam yang necis. Namun mengapa pendidikan selalu diidentikan dengan sekolah (saya tekankan sekolah formal)? Sekolah memang sebuah lembaga yang mumpuni. Memberi ilmu pengetahuan dan ijazah yang nantinya menjadi kunci masuk dunia kerja yang kapitalis. Tapi apakah pendidikan itu sekolah? Bahkan jika tidak sekolah seseorang akan disebut sebagai orang yang tidak berpendidikan. Lalu apa sebenarnya pendidikan dan sekolah itu?
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia pendidikan adalah proses pengubahan sikap dan tatalaku seseorang atau kelompok orang dalam usaha mendewasakan manusia melalui upaya pengajaran dan pelatihan. John Dewey, seorang pemikir dari Amerika Serikat  bahkan mengatakan education is not preparation for life; education is life itself. Sedangkan menurut Ki Hajar Dewantara sang bapak pendidikan Indonesia, pendidikan umumnya berarti daya dan upaya untuk memajukan bertumbuhnya budi pekerti (kekuatan, batin, karakter) dan pikiran (intelek& tubuh anak). Sedangkan sekolah adalah bangunan atau lembaga untuk belajar dan mengajar serta tempat menerima dan memberi pelajaran. Devinisi lain sekolah yaitu waktu atau pertemuan ketika murid diberi pelajaran. Dari pengertian diatas terlihat jelas bahwa pendidikan dan sekolah memang memiliki hubungan dekat yang baik. Sekolah sebagai alat pendidikan dan pendidikan adalah gerbang kehidupan. Tapi jelas pendidikan bukan sekolah.
Karena hubungan tersebut masyarakat dewasa ini terlalu dilenakan sekolah hingga melupakan makna fundamental dari pendidikan. Sekolah yang dicap sebagai lembaga pendidikan telah dipercaya satu-satuya alat yang mampu memberi kesejahteraan bagi hidup, penghidupan dan kehidupan anak-anak bangsa. Memang benar sekolah, pendidikan dan kehidupan memiliki hubungan dekat seperti yang disebut diatas. Tapi bukan berarti hanya dengan sekolah kehidupan akan sempurna. Mereka yang tidak sekolah kemudian dijudge tidak akan mendapat masa depan yang baik. Ini adalah kesalah kaprahan terbesar yang melanda Indonesia saat ini. Bukan hanya sekolah yang membuat semua baik dan menjadi sempurna. Tetapi pendidikan yang bisa didapat dari mana saja. Sekali lagi sekolah hanya salah satu alat pendidikan untuk memberi pelajaran, pengetahuan dan pengalaman tapi belum dapat mendidik secara sepenuhnya.
Maka jika kemudian kita kembali melihat potret Hari Pendidikan Nasional dewasa ini, sebenarnya pendidikan seperti apa yang dimaksud untuk dirayakan? Pendidikan dalam arti yang universal atas sebatas kelembagaan?


0 Komentar