KONSEP HABIB DI LEBANON


Pembahasan habaib menjadi menarik karena kita membandingkan konsep, tradisi dan budaya di Indonesia dengan berbagai negara.

Kali ini, saya berkesempatan untuk berdiskusi dengan anak kyai saya yang kuliah di Lebanon. Satu fakta yang menarik bagi saya adalah tentang habib yang ikut berpolitik disana.

Silahkan baca sampai tuntas ya.
***

Setelah kemarin saya ajak mengunjungi Turki, kali ini saya bawa pembaca kembali ke Timur Tengah. Ke sebuah negara yang sebenarnya menarik tetapi tidak banyak diangkat dalam topik diskusi. Lebanon.

Jika anda belum tahu dimana letak Lebanon, silahkan segera buka atlas atau google map. Karena sangat disayangkan jika kita membahas ini tanpa anda tahu letak negara Lebanon.

Ok. Lets started.

Di Lebanon golongan habib dipanggil syarif. Sama seperti di Indonesia, para syarif ini juga menggunakan nama keluarga. Hanya saja mereka biasanya membaur dengan golongan non habib, artinya tidak ada eksklusifitas tertentu seperti di Indonesia. Dalam nama para syarif ini biasanya ada gelar Al Hasany atau Al Husainy.

Di Lebanon, para syarif ini juga menjadi golongan sosial. Hanya saja tidak kentara atau terlihat jelas seperti di Indonesia. Meskipun begitu, tetap ada pemuliaan khusus untuk para syarif karena menjadi ahlul bait itu previlege.

Kalau di Indonesia, yang kental dengan tradisi habaib adalah kalangan sunni, sedangkan di Lebanon yang kental tradisi habaibnya atau syarifnya adalah kalangan syiah. Tradisinya sama seperti di Indonesia. Para syarif ini akan sangat dimuliakan. Bentuk penghormatannya pun sama. Cium tangan, mendahulukan, dan lain-lain.

Yang menarik dari syarif di Lebanon adalah para syarif ini ikut berpolitik, meskipun tidak semuanya. Musuh mereka pun banyak. Alasan kenapa para syarif ikut berpolitik ya karena Imam Ali bin Abi Thalib juga berpolitik. Ini tradisi syiah, kata narasumber.

Selain yang berpolitik, sebagian dari para syarif ini juga ada yang membuka pengajian dan membuat thoriqoh.

Secara nasab, syarif di Lebanon sama seperti di Indonesia dan Syiria. Patriarki. Dari jalur ayah. Seorang syarif merupakan keturunan dari ayah syarif, baik ibunya syarifah maupun orang biasa. Jadi, jika seorang syarifah menikah dengan laki-laki biasa, anaknya bukan syarif (baca kembali tentang konsep habib di Syiria).

Golongan syarif di Lebanon disebut sayyid.

Kenapa orang Lebanon menghormati golongan sayyid ya karena penghormatan terhadap keturunan Rasulullah SAW adalah ajaran Islam secara umum. Tapi kembali lagi ke pembahasan awal, penghormatan terhadap golongan sayyid di Lebanon tidak berlebihan seperti di Indonesia. Disana objektif. Salah ya tidak dibela-bela, kata narasumber.

Karakter masyarakat Lebanon sendiri secara umum adalah hedonis dan mudah dipolitisasi kelompok. Kalau secara anggah ungguh, sopan santun, dan tatakrama ya biasa saja seperti org arab lainnya (lihat tulisan saya tentang konsep habib di Syiria. Disitu saya jelaskan karakter umum masyarakat arab).

Sebagian dari orang Lebanon juga fanatik dalam beragama. Namun, kebanyakan dari mereka biasa saja. Bahkan banyak yg tidak tahu agama. Ketidaktahuan terhadap agama dikarenakan oleh konflik agama yang berkepanjangan. Akhirnya org lebih bersikap acuh. Meskipun begitu, agama mayoritas di Lebanon adalah Islam.

***
Finally!
Terimakasih apresiasinya. Terimakasih telah setia menunggu dan membaca. Terimakasih telah memberikan support agar saya tetap berfikir dan mencari ilmu. Semoga segera akan ada lanjutan tulisan tentang konsep habib di negara-negara lain.

0 Komentar